Feel Free For a Donation

Review

 

Untukmu Untuk Kita #8
17 Mei 2015
Rossi Music, Fatmawati - Jakarta



   Minggu siang yang lumayan terik,sesuai rencana, saya berangkat naik metromini nomor 160 jurusan Pondok Labu - Blok M. Tidak lama, hanya sekitar 15 menit, saya sudah sampai pas di depan Rossi Music, tempat acara/gig"Untukmu Untuk Kita #8" digelar.

    Menuju ke loket, niat saya membeli tiket seharga Rp. 20.000,- pupus, uang saya dikembalikan oleh empunya gawe, si Ghayoung Jangan Syirik, sempat otot-ototan, supaya diterima, tapi.. yaah sudahlah, saya harus berterima kasih mendapatkan tiket gratis plus all access area.


   Beberapa band terdengar sudah check sound, band pembuka mulai menggeber lagu-lagunya, lagu sendiri maupun cover, diantaranya cover dari Navicula Metropolutan".

   Saya kembali berjumpa beberapa kawan lama, bereuni sambil menikmati suasana "Grunge" yang sangat khas itu, teringat salah satu dialog dalam komik lawas "Storm" yang mengatakan "Jaman boleh berbeda, tempat boleh berbeda, namun ada yang tak pernah berubah dalam suatu rombongan sirkus, yaitu aromanya".

 
dari kiri ke kanan: Yoki Patkay (The Kucruts/Mesin Cuci), Regie Pramana (Arc Yellow), Dimz (Brugg), YY (Klepto Opera/Penulis), Liman (Nifas), Marko (Koma/Marigold)



   Selepas magrib, tiba saatnya penampilan band-band yang memang saya tunggu. Ada Marigold, ShockBreaker, Brugg, Northside, Toilet Sounds, the Kucruts, Pait Kacida, Daily Feedback, Besok Bubar, dan masih banyak lagi.

   
the Kucruts



Marigold

   Saya suka sekali penampilan ShockBreaker, ada kemeriahan suasana ala pasar dan terminal di sana, seperti kerumunan para sopir pantura yang dibalut musik keras, sangat grunge Indonesia sekali. Semua bersenang-senang.

   The Kucruts mengcover Sonic Youth, dan disambung dengan kawan lama saya band Brugg dari Semarang, ya kami pernah satu gig dahulu sekali, tahun 2002 di Madonna cafe jalan Sabang, Jakarta. Dan ini adalah formasi reuni mereka setelah kembali, mereka membawakan sekitar 4-5 lagu, diantaranya Mudhoney cover "Suck You Dry". Penampilan mereka masih see-energik yang saya kenal dahulu, dan merchandise mereka juga sungguh ajaib: CD, Sticker, Kaos plus sebotol Congyang!.

Merchhandise Brugg


   Tiga jawara, Toilet Sounds, Daily Feedback, dan Besok Bubar, menutup riuh rendah pesta pora tahunan anak-anak grunge Jakarta. Toilet Sounds seberapapun berubah musik dan performanya, mereka tetaplah pahlawan masa muda saya.

Selepas acara, semua berpamitan dan saya ditemani Amar Besok Bubar, kami mengobrol tentang banyak hal di parkiran depan. Saya berpikir, Jakarta sungguh beruntung mempunyai banyak orang yang bermental militan yang masih mau berkecimpung memikirkan tentang komunitas dan perkembangan grunge. |YY.

 

 


Review Acara : Grunge Kick's Unplugged

Grunge Kick's Unplugged
10 Mei 2015, +Manatree House Cafe


   Setelah chit-chat-chut sama Regie Arc Yellow, akhirnya, oke saya bisa mendapat tumpangan gratis ke acara. Tak sampai 30 menit, dari 50 menit yang dijanjikan bakal sampai, Regie sudah di depan saya, sedikit celingukan untuk memastikan, karena dia pake masker dan rambutnya tidak segondrong tiga tahun lalu, saat terakhir kami berjumpa.
   Sambil bereuni sepanjang perjalanan, tak terasa kami sudah sampai di acara, di sebuah coffee house bernama Manatree. Disana sudah ada para panitia acara, Wie, Sarah, Boby, dan Ayub (Maaf kalo salah mengingat nama). Pemutaran film dokumenter Kurt Cobain yang terbaru Montage of Heck sedang berlangsung didalam. Sayapun bergabung karena memang belum pernah sempat nonton filmnya.
   Sebelum film selesai diputar, panitia memberitahukan bahwa acara akan dimulai, dan film sementara distop, untuk dilanjutkan diakhir acara.
   Band pembuka Cament diatas panggung, menyanyikan tiga buah lagu mereka sendiri. Setelah itu dilanjutkan dengan penampilan Coburn, oke saya sudah lama mendengar tentang Coburn, saya punya CD mereka, namun baru kali ini melihat penampilan langsung mereka, bahkan tanpa pemain bass sekalipun yang datang terlambat dan menyusul di satu lagu terakhir, penampilan mereka membuktikan kelasnya, matang.
   Selanjutnya adalah yang saya tunggu, Arc Yellow, perfect, tanpa basa basi yang tidak perlu, mereka membawakan lagu-lagu sendiri, ada yang saya kenal namun kebanyakan lagu baru. Penampilan mereka keren, meskipun tanpa personil lengkap.

Arc Yellow

   Selanjutnya berturut-turut tampil, ada Boneka, The Kill, Wajik, Solidair dan Morning Shine.. ya, Morning Shine! akhirnya bisa melihat penampilan langsung band ini, liar, kompak, raw, dan.. luar biasa..

Morning Shine
   Acara ditutup sempurna oleh band Kamar Busuk, saya suka sekali waktu mereka mengcover Smell Like Teen Spirit dengan nuansa yang sungguh berbeda. Ada Ferza Gugur Bunga yang membantu posisi gitar disana.
   Pukul 10 malam, acara yang dipandu oleh trio MC: Ayub, Dilla, dan Agus ini berakhir. "Ini akan berkelanjutan" begitu kata Wie, penyelenggara acara ini saat melepas lelah, penat namun tampak puas.
   Pukul 11 malam saya diantar balik oleh Regie, seporsi nasi goreng jerohan, merupakan closing ceremony yang sempurna menyelesaikan hari itu. (YY)













JUDUL ALBUM : GRUNGE NOT DEAD (KOMPILASI)
NIFAS Company/Kere Senen People
2013



Kompilasi berisi 18 (delapan belas) band yang masih terus aktif bergerak di scene grunge nasional. Ditinjau dari segi fungsional, semua kompilasi adalah sarana promosi yang bagus dan bersifat kolektif, tinggal bagaimana seharusnya kompilasi tersebut di promosikan, agar menjangkau telinga yang lebih luas. Toh, band-band yang ada dalam kompilasi ini adalah nama-nama yang sudah lama mempromosikan band masing-masing dengan aktif, dan mempunyai kemampuan musikal yang bagus.

List band:
1. Coburn  - Abdi Negri
2. Klepto Opera  - Super Classic Ego (Alt. Version)
3. In Utero - Bumi Pertiwi
4. Planet Seattle  -  I’m Stay
5. Black Molly - Raja Pelet
6. Alternesia - Teks V
7. Sociology - Eksekusi
8. Bacot Bocah - You Tell me
9. Nifas - friend Fuck
10. Hate Inc. - Emphaty
11. Illegal - Persetan Dengan Setan
12. Distorsi Akustik - Penjara Kebisingan Kota
13. Lysis - Bayang Jiwa
14. Pino Sound - Pojok
15. Wajik  - Bangsat
16. Gugur Bunga - Kecil Tersisih
17. Mevernind - Biarkan Luka

18. Funky Smile - RIP



Band      : Depresi Demon
Album   : Manekin



Saya membayangkan tentang fusi rumit namun mudah dicerna, antara Gruntruck era album Push, bass yg mendentam di semua album Helmet dan yah, vokal ringan ala Smashing Pumkin era-era awal.

Secara keseluruhan apa yang dibawakan oleh Depresi Demon bukan hal baru, namun masih saja menjadi hal langka di negeri ini, yang pilihan favoritnya cuma ada dua, menye-menye atau kencang tanpa ampun, dan jadilah trend! Mereka bertahan. Mereka punya jalur sendiri. Kritik pedas mereka tentang kondisi zaman mereka tuang dalam setiap liriknya, “inikan lumrah menurut mereka. Menurut si...” (Gempal). Sederhana, tak berbelit-belit, cerdas. (YY)










Band   : Provokata
Album : Catatan Dari Sudut Kota



Satu lagi band berbahaya dari Semarang yang digawangi empat pemuda kesurupan sang Lemmy maha perkasa, melodi simple, distorsi tebal, meneriakkan “kita semua sama dalam barisan nada” (Gitar Ini Membunuh Fasis), kencang ngebut, kasar, penuh stamina, “bagai kendarai pemotong daging, mabuk ngebut ugal-ugalan, melaju cepat 100 kilo, 27 tahun menuju maut” (Ode Untuk Pemuda). Ibarat seorang pengguna amphetamine ugal-ugalan di jalan raya padat, menyerapah nyalang tentang kemuakan menjadi bagian dari “barisan tirani massa” dalam Sepetak Tamanku Di Antara Tirani Norma, berusaha keluar dari kungkungan rutinitas kaum pekerja yang “lima-enam hari bertekuk lutut jadi faktor produksi” mencibir para “pemuda metropolitan cuma eksis di akhir pekan” (Weekend For the Weak Ant).

Dari sekian banyak band dari berbagai genre yang menyuarakan suara  tentang kemuakan urban, himpitan metropolitan, suara lugas, lirik-lirik kasar dan menohok langsung tanpa tedeng aling-aling, spoken words, puisi-puisi  membuncah, liar namun indah, sungguh mereka layak untuk didengarkan. (YY)

Twitter : @PRKTKVLT
Soundcloud.com/provokata
 












Band : Becuz
Album : Epilog

"Mereka tidak perlu tendensius dengan mengumbar genre grunge sebagai harga mati. Sebab musik rock akan selalu berkembang, begitu juga dengan band ini nantinya."

(review: Samack, jurnalis musik, Solidrock, Jakartabeat)





Band : Mushafear
Album : Budaya Anjing

Drexter Records


"Terdengar seperti anda tinggal di rumah susun yang padat, dimana suara-suara tv berbaur. Bayangkan, anda sedang menikmati sore hari diteras, sementara tetangga kiri anda menonton film Fight Club dan tetangga kanan anda menonton rekaman dvd Mtv Fresh". terserah anda, mau menggeser tempat duduk lebih ke kanan atau lebih ke kiri. dari sudut pandang dan pendengaran manapun, keduanya sama-sama menarik dan penuh semangat!"









Band : Kezia

Album : Etno Alternative



KamarSeni Community



"Berani bermimpi berani bertanggung jawab terhadap impian tersebut".

berapa dari kita yang tersisa berani berkomitmen seperti itu? Kezia berani! ini bukan tentang sound mereka yang jauh berkembang, bukan pula wawasan mereka yang telah melintas panggung lintas benua. ini melebihi kata-kata : kita punya ide, kita punya kemampuan, mari melakukan semaksimal mungkin. percayalah penggabungan etnik dan rock alternative yang mereka lakukan, hanyalah proses. mereka akan berjalan menuju sesuatu yang jauh lebih besar.

would you "Hear Me Now"?












Band    : Stupid Zero
Album  : Anomalia

Album baru Stupid Zero bertajuk "Anomalia". Anda tidak bisa mendengarnya sambil lalu. Anda harus duduk, tenang, diam, dan perlahan mengikuti hablur2 eksplorasi sound yg memabukkan dan sangat meditatif. Tanpa banyak bicara, Stupid Zero telah menunjukkan kelasnya.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar