Feel Free For a Donation

Minggu, 12 April 2015

KENYAMANAN DALAM GRUNGE.. KESALAHAN-KESALAHAN DAN KETIDAK SEMPURNAAN YANG SUNGGUH MANUSIAWI

Grungee Jumping. Tulisan kali ini sungguh personal, opini pribadi saya, tanpa tendensi bahwa apa yang saya sampaikan harus di-amin-i, karena ketika kita sudah memilih "grunge" maka kita pastilah menemukan suatu filosofi yang akhirnya melekat pada jati diri kita.

bahwa grunge tidak gahar.. justru itulah letak kerennya! bahwa grunge terkucil.. justru itu letak kerennya.. bahwa grunge tidak besar.. justru itu kerennya! bahwa grunge tidak keren.. justru itu letak utama kerennya!!

grunge pernah besar.. sekali! suatu waktu di periode 90an (beruntunglah orang-orang yang mengalaminya).
dan kemana orang-orang, audience sebegitu banyaknya, berjuta orang yang memakai baju flannel, celana dan sepatu belel, kemana mereka? HILANG! mereka hanyalah anak-anak penanda jaman, sama seperti halnya sekarang membeludaknya anak-anak di genre musik lain yang selalu berganti-ganti trend. berjuta orang ini adalah penikmat, mereka bukan pelaku, sehingga ketika mereka menghilang berganti trend, maka yang tersisa hanyalah para pelaku scene, yang jumlahnya sedikit, stagnan, jumlahnya tidak berubah, tidak berkurang-tidak bertambah, mereka hanya berganti orang, beregenerasi. itulah sedikit perkiraan mengapa scene grunge tidak lagi bisa membesar, karena hanyalah kumpulan para pelaku, perhatikanlah setiap gig grunge yang kalian datangi, berapa jumlah penonton/penikmat murni setelah dikurangi jumlah band (termasuk keluarga, crew, pacar personil dll) segelintir. pergilah ke gig sekitar tempat itu, apa yang kalian dapati? orang-orang yang sama lagi yang datang.

bagaimana cara meraih audiens sebanyak era 90an, tidak akan bisa, tapi setidaknya kita bisa menambah jumlahnya sedikit-demi sedikit dengan cara mengenalkan KESEDERHANAAN, KETIDAK SEMPURNAAN dalam grunge. ini adalah cara pemberontakan paling nyaman, pemberontakan dari diri kita sendiri, mari kita tidak berhenti mengenalkan bahwa dari sudut pandang tersebut, disitulah letak kerennya grunge.

ketika menulis ini, tiba-tiba saya teringat tentang video unplugged Nirvana, ketika Meat Puppets mengambil alih gitar, mereka terlalu lama nyetem sehingga Kurt Cobain mencandai dengan sinis, "apa sih yang sedang kalan tune? harpa? aku pikir kita ini band rock besar, harusnya punya sederet  gitar cadangan di belakang"
mana ada? mana ada musisi rock ternama yang ber-attitude seperti itu, mereka tidak meng-cut, tapi membiarkan video tersebut, sungguh ketidak sempurnaan yang keren, karena kita manusia.



atau juga saat Alice In Chains lupa lirik di lagu "Sludge Factory" dan mengumpat.. mereka membiarkannya begitu saja tanpa harus repot-repot menjaga image rockstar:



atau ketika label grunge terkemuka menggelar pesta ulang tahun akbar ke 25 yang mereka namakan Silver Jubilee dengan tema parodi pesta ulang tahun ala kerajaan.


untuk mempromosikan acara tersebut mereka membuat trailer yang berisi testimoni atau "petuah" dari para sesepuh grunge Seattle antara lain Kim Thayil, Tad Doyle, Mark Arm, dan Jack Endino.
dimana, dalam trailer "resmi" tersebut suara mereka banyak yang tenggelam dalam hiruk pikuk dan bisingnya jalanan kota Seattle. Alih-alih take ulang demi kesempurnaan iklan tersebut,mereka membiarkannya begitu saja. membiarkan hal tersebut ditonton berjuta orang diseluruh dunia, sungguh hal yang aneh di dunia entertainment bisnis yang bisa merusak citra, tapi orang-orang seperti saya akan bersorak "yeeaahhh inilah grunge!"

Justru dalam ketidak sempurnaan dan kesederhanaannya itulah nampak jati diri grunge yang sesungguhnya, lepas, bebas.
Inilah wajah grunge ketika menampakkan dirinya kembali ke dunia, dengan apa adanya, tanpa polesan atas permintaan bisnis hiburan.  fuck pencitraan!