Feel Free For a Donation

Jumat, 05 Juli 2013

REVIEW ACARA : Grungee Jumping, Indonesian Noise and Raw

Grungee Jumping, Indonesian Noise and Raw
Original Source:  http://c2o-library.net/2013/07/grungee-jumping-indonesian-noise-and-raw/

 by atthurrazakiTaman Nada ]
July 5, 2013 20:00




Beberapa hari ini hujan memang menjadi-jadi dan nampak tak seperti Surabaya yang biasanya, mulai mengurangnya aktifitas di luar sampai puji dan cela yang muncul di media-media sosial akibat adanya hujan sendiri. Namun ada yang sedikit berbeda di  C2O library –perpustakaan urban yang bertempat di Jl. Dr Cipto 20—pada hari Rabu, 3 Juli 2013 nampak perhelatan sebuah acara bertajuk “Soft Launching: GrungeeJumping!”.

“Lebih baik simpan kebenaran “Grunge”mu untuk dirimu sendiri kawan!”

Itu cukilan kalimat yang terdapat pada salah satu artikel GrungeeJumping!, zine yang diluncurkan sore itu. Terasa terlalu kurang jika zine ini hanya dibaca dan tidak diseksamai lebih dalam, bagaimana kalimat tersebut sangat menunjukan sikap idealis harus mampu sejajar dengan kebenaran yang berlaku. GrungeeJumping! adalah sebuah free xeroxed zine yang berisi seleksi tulisan-tulisan dari blog yang bernama sama. Ini adalah sebuah proyek murni ego pribadi ucap seorang bapak bernama Yoyon atau yang lebih dikenal dengan julukan YY. YY adalah salah seorang perintis dari band yang cukup lekat namanya di telinga para scenester lawas yaitu Klepto Opera, YY juga memadu kasih lebih dalam dengan istrinya, Uki dalam satu band bernama  Ballerina's Killer untuk kalian ketahui.




YY memilih zine sebagai satu-satunya opsi media yang dapat menampung band-band bagus yang tak tertampung oleh media lebih mapan, selain juga sebagai ruang untuk opini dan ide orang-orang yang patut untuk dituangkan dan dibagikan. Pada pendeklarasian zine pertama ini, ada sangat banyak informasi dan konten yang sungguh menarik. Seperti yang saya dapati sebuah artikel “Bagaimana apabila grunge hanyalah sebuah era dan bukan genre?” yang merupakan hasil sebuah diskusi dan wacana dengan beberapa penggerak grunge scene dengan segala opininya, mengekor pula celetukan di akhir tulisan yang sungguh bijaksana. Ada juga sebuah artikel yang membahas tentang betapa musikalnya kita, dan sejumlah wawancara menarik dengan beberapa musisi noise dan grunge seperti Adith Arpappel, Andina Putri (Becuz). Zine ini bisa sangat banyak membuka wawasan kita tentang grunge dan noise yang masih satu rumpun secara lebih khusyuk juga untuk lebih mengenalkan diri kita dengan local scene dengan segala ketertarikannya. Untuk mengetahui secara lebih cobalah tengok ke www.grungeejumping.blogspot.com

Baiklah, kembali lagi tentang soft launching GrungeeJumping! yang menjadi sebuah kehangatan tersendiri di antara hujan yang tak terkira-kira datang. 50 orang lebih yang kebanyakan adalah penggiat grunge scene berkumpul di lorong dan ruang C2O Library. Keguyuban sangat terlihat malam itu. Malam itu sebenarnya si tuan dari acara yaitu YY awalnya memilih venue di teras belakang C2O Library, namun sayang hujan sepertinya sedang terlalu mesra dengan Surabaya, maka diputuskanlah venue pindah ke dalam ruangan perpustakaan. Acara yang akhirnya dimulai pada pukul 7 malam dengan menayangkan sebuah film dokumenter dari Pixies berjudul Gouge. Pixies sendiri adalah sebuah band yang banyak mempengaruhi musik alternative di era 90an.


Film Gouge

Sejenak setelah film berakhir, silih-berganti para pengunjung mulai mempersempit ruang dalam C2O Library, lalu meluber keluar karena malam itu tuan dari sang acara telah menyiapkan pertunjukan musik kecil-kecilan dengan mengandalkan 2 ampli kecil, floor tom, cajon dan beberapa gitar. YY mulai memanggil satu-persatu band yang tampil. Singing Bird, Koma, Block G, Dirty Box, The Mumet, Mooikite, dan Gemintang Kirana menjamu mereka semua yang telah menerjang hujan dengan beberapa lagu-lagu alternative dan grunge yang tidak asing di telinga kita mulai dari Pearl Jam, Blind Melon sampai musik dalam negeri yaitu Navicula. Beberapa penampil juga menyajikan lagu-lagu mereka sendiri seperti Mooikite dengan In Nebula-nya. Mereka semua bergantian masing-masing membawakan 3 lagu, namun sayang Becuz salah satu dedengkot noise rock dari Malang berhalangan hadir malam itu.

Mooikite


Ada hal yang menarik pada malam itu, meski grunge sendiri kerap kali berkorelasi dengan frustasi seperti yang dibahas juga dalam salah satu artikel GrungeeJumping!, nyatanya suasana keceriaan lebih banyak bertebaran di C2O Library malam itu karena tak hanya perihal temu kangen teman-teman lama, perihal terdeklarasinya GrungeeJumping!, juga karena tuan dari acara turut serta membagikan gratis CD kompilasi Smile Sounds, CD album Kaca Pembesar dan juga beberapa hadiah menarik dari koleksi Toko Piringan Hitam yang juga ikut membuka lapaknya yang penuh harta karun bagi para pecinta musik era 90an.

Toko Piringan Hitam


Sayang, tepat pukul 10 malam acara dinyatakan usai meskipun banyak dari para pengunjung masih enggan untuk berpaling dari keseruan malam itu. Namun demi kenyamanan bersama satu-persatu dari mereka mulai beranjak segera keluar dari C2O Library. Seiring terdengarnya ucapan terima kasih kepada setiap orang yang telah hadir dan banyak membantu malam itu, sembari perlahan saya mengemas satu edisi GrungeeJumping! dan satu kaset Best of Bob Dylan yang saya dapat pada hari yang sama.