“Dalam konteks ini, seni kadangkala menjadi sesuatu yang bentuknya bisa jadi tidak mudah dimengerti, tidak masuk akal, absurd, atau tidak koheren.”
Apa itu Surabaya Kitsch Project?
Menurut kamus Merriam-Webster, kata kitsch berasal dari Jerman dan mulai digunakan pada tahun 1925; namun sumber-sumber lain seperti Wikipediamenyebutkan, kata itu telah muncul dan digunakan pada akhir abad ke-19 untuk menggambarkan lukisan-lukisan ‘murahan’ yang dijajakan di pasar-pasar kota Munich dan sangat digemari oleh para OKB (orang kaya baru).
Karena asal-usul itulah, maka kata ‘kitsch’ kemudian berkonotasi sebagai sesuatu yang secara moral berada di wilayah abu-abu atau suatu tiruan atau pantomim estetis yang biasanya dikaitkan dengan upaya untuk menunjukkan status sosial seseorang.
Menurut Adorno, kitsch adalah fenomena industri budaya (culture industry) di mana seni diposisikan sebagai karya yang dibuat dan dikendalikan oleh kebutuhan pasar. Pasarlah yang menentukan apa yang disebut seni. Masyarakat hanyalah konsumen yang pasif menerima definisi itu.
Dalam konteks ini, seni kadangkala menjadi sesuatu yang bentuknya bisa jadi tidak mudah dimengerti, tidak masuk akal, absurd, atau tidak koheren.
Surabaya Kitsch Project, mencoba memaknai ulang definisi-definisi tentang kitsch tersebut secara bebas, luas, dan bersifat satire sinis terhadap definisi-definisi kitsch yang telah beredar luas dan diamini oleh banyak pelaku dan penggemar seni, melalui penampilan pembacaan prosa-prosa tidak lazim, permainan-permainan nada yang tidak semestinya, dan lain-lain seperti itu.
Surabaya Kitsch Project, digelar pada: Kamis, 26 Pebruari 2015, jam 18.00-21.30, di c2o library Jl. Cipto 20 Surabaya
Oleh Komunitas Kolektif Boneka Tanah bekerja sama dengan C2O Library & Collabtive
Menampilkan:
Thruoutin (Beijing)
Wang Shengnan (Beijing)
Methiums
Damis Halaman Pengelana
YY Klepto Opera
Meth12
Uncletwis
Sebelum Masehi
Apa itu Surabaya Kitsch Project?
Menurut kamus Merriam-Webster, kata kitsch berasal dari Jerman dan mulai digunakan pada tahun 1925; namun sumber-sumber lain seperti Wikipediamenyebutkan, kata itu telah muncul dan digunakan pada akhir abad ke-19 untuk menggambarkan lukisan-lukisan ‘murahan’ yang dijajakan di pasar-pasar kota Munich dan sangat digemari oleh para OKB (orang kaya baru).
Karena asal-usul itulah, maka kata ‘kitsch’ kemudian berkonotasi sebagai sesuatu yang secara moral berada di wilayah abu-abu atau suatu tiruan atau pantomim estetis yang biasanya dikaitkan dengan upaya untuk menunjukkan status sosial seseorang.
Menurut Adorno, kitsch adalah fenomena industri budaya (culture industry) di mana seni diposisikan sebagai karya yang dibuat dan dikendalikan oleh kebutuhan pasar. Pasarlah yang menentukan apa yang disebut seni. Masyarakat hanyalah konsumen yang pasif menerima definisi itu.
Dalam konteks ini, seni kadangkala menjadi sesuatu yang bentuknya bisa jadi tidak mudah dimengerti, tidak masuk akal, absurd, atau tidak koheren.
Surabaya Kitsch Project, mencoba memaknai ulang definisi-definisi tentang kitsch tersebut secara bebas, luas, dan bersifat satire sinis terhadap definisi-definisi kitsch yang telah beredar luas dan diamini oleh banyak pelaku dan penggemar seni, melalui penampilan pembacaan prosa-prosa tidak lazim, permainan-permainan nada yang tidak semestinya, dan lain-lain seperti itu.
Surabaya Kitsch Project, digelar pada: Kamis, 26 Pebruari 2015, jam 18.00-21.30, di c2o library Jl. Cipto 20 Surabaya
Oleh Komunitas Kolektif Boneka Tanah bekerja sama dengan C2O Library & Collabtive
Menampilkan:
Thruoutin (Beijing)
Wang Shengnan (Beijing)
Methiums
Damis Halaman Pengelana
YY Klepto Opera
Meth12
Uncletwis
Sebelum Masehi
Prepare
Uncletwis
Arya Akbara (Methiums)
Free Tea for Everyone
Wang Shengnan
Wang Shengnan and Thruoutin
Thruoutin
Kontribusi Foto : 1. Yudhistira Purwa Anugrah for Dysania Submerch
Tidak ada komentar:
Posting Komentar